Rabu, 24 Juni 2009

Observasi Lahan Basah di Pantai Tabanio dan Damit

Lahan basah adalah istilah kolektif tentang ekosistem yang pembentukannya dikuasai air, dan proses serta cirinya terutama dikendalikan air. Suatu lahan basah adalah suatu tempat yang cukup basah selama waktu cukup panjang bagi pengembangan vegetasi dan organisme lain yang teradaptasi khusus. Lahan basah ditakrifkan berdasarkan tiga parameter, yaitu hidrologi, vegetasi hidrofitik, dan tanah hidrik.


Konvensi Ramsar memilahkan lahan basah berdasarkan ciri biologi dan fisik dasar menjadi 30 kategori lahan basah alami dan 9 kategori lahan basah buatan. Ketiga puluh kategori lahan basah alami dipilahkan lebih lanjut menjadi 13 kategori berair asin dan 17 lahan akuakultur (perkolaman tawar dan tambak). Untuk meringkus tinjauan, penggolongan lahan basah alami boleh dikurangi menjadi 7 satuan bentang lahan yang seluruhnya merupakan komponen penting bagi penetapan kerangka perencanaan konservasi lahan basah. Ketujuh satuan bentang lahan basah tersebut adalah estuari, pantai terbuka, dataran banjir, rawa air tawar, danau, lahan gambut, dan hutan rawa.

Banyak lahan basah yang unik untuk tingkatan tertentu, karakteristik individu maka ditentukan oleh sebuah kombinasi dari faktor-faktor seperti iklim, tanah, hidrologi, dan vegetasi. Satu dari faktor-faktor yang paling penting ditentukan kelebihan lahan basah. Hidrologi dipengaruhi kuantitas durasi aliran air yang kuat yaitu faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor abiotik ditentukan oleh hidrologi di sebuah lahan basah dapat termasuk tekstur tanah, kualitas air, atau tofografi. Faktor-faktor biotik dipengaruhi oleh hidrologi di lahan basah yaitu tipe tanaman dan binatang, diversitas, atau kuantitas. Lahan basah menawarkan tingkatan variasi dari fungsi dan nilai lahan basah, termasuk melengkapi habitat untuk kenekaragaman flora dan fauna.

Lahan basah merupakan komponen penting beraneka ekosistem. Dalam kenyataan lahan basah dapat menyediakan sederetan barang dan jasa penting bagi manusia dalam penggunaan langsung dan tidak langsung, kesejahteraan margasatwa, dan pemeliharaan mutu lingkungan. Proses biofisik yang menjadi gantungan penyediaan barang dan jasa, juga menopang fungsi dan struktur ekosistem.

Pesisir Pantai Tabanio

Tabanio adalah nama kota kecil yang terletak di pesisir Selatan Provinsi Kalimantan Selatan, sebuah wilayah yang merupakan batas antara ekosistem laut dan daratan. Kawasan pantai, hutan mangrove dan persawahan pasang surut merupakan rona alam yang membentang dari garis pantai menuju daratan.

Tabanio hanyalah desa kecil di kecamatan takisung, kabupaten tanahlaut. Di peta kabupaten, lokasi desa di tepi laut jawa itu nyaris tak tampak. Apalagi pada peta besar provinsi kalsel. Tetapi, tidaklah sulit mencapai desa nelayan tersebut. Dari kota kabupaten, pelaihari, tabanio bisa dicapai dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan melintasi jalan beraspal sepanjang 23 km atau 83 km dari kota Banjarmasin.

Dengan luas 62 kilometer persegi, Desa Tabanio saat ini dihuni sekitar 850 keluarga, 70 persen di antaranya nelayan tradisional. Mereka mulai melaut sejak 20-an tahun silam. Sebagian adalah generasi kedua atau ketiga yang mewarisi "profesi" ayah atau kakeknya, tetapi sebagian lainnya adalah nelayan generasi pertama yang tetap bertahan meski usia sudah tidak muda lagi.

Ketika memasuki tabanio akan segera tampak ratusan kapal motor dengan berbagai ukuran yang diparkir di anak-anak sungai tabanio. Kesibukan khas desa nelayan pun sangat mencolok, di sana para pemilik kapal beserta anak buah kapal sibuk membersihkan palka. Sebagian lagi ada yang tengah menjahit rengge atau jaring tradisional mereka yang robek dihantam ranting kayu. Dari sisi ekonomi, nelayan tradisional tabanio boleh dibilang hidup berkecukupan. Indikasinya, semua keluarga nelayan di desa tersebut memiliki kapal sendiri untuk sarana melaut.

Nelayan dan petani mengeksploitasi alam untuk keperluan hidupnya. Kawasan pesisir ini menjadi habitat berbagai organisme. Selain itu pesisir juga menjadi wahan bagi manusia untuk beraktivitas. Masyarakat hidup dari bertani, berkebun, mengumpulkan hasil tangkapan di laut dan lain-lain aktivitasnya. Sehingga mereka dapat berperan dalam kegiatan ekonomi, hukum, pemerintahan dan kemasyarakatan lainnya. Banyak sekali indikator yang dapat dipergunakan untuk menilai peran masyarakat yang hidup dikawasan pantai ini.

Daerah pantai adalah tempat bertemunya antara daratan dengan laut yang mempunyai relief curam atau datar sepanjang garis pantai. Pantai merupakan daerah yang aktif oleh aktivitas gelombang sehingga mengakibatkan adanya erosi atau deposisi. Fakta yang ditemukan dilapangan membuktikan bahwa kawasan pesisir telah menjadi habitat yang sangat penting dalam menunjang kehidupan berbagai organisme. Oleh sebab itu, upaya pengelolaan pesisir ini perlu direncanakan dengan seksama.


Keadaan pesisir pantai tabanio kini semakin gersang menyusul musnahnya pepohonan alam di pantai setempat akibat gerusan abrasi. Keadaan ini sangat memprihatikan. Keadaan pantai tabanio kurang bersih. Ini terbukti dengan banyaknya sampah dan kotoran sapi yang terdapat disekitar dan airnya memiliki tingkat kekeruhan yang hanya mencapai 12,5 cm. Pada daerah pantai yang basah, kelembaban air di pesisir pantai tabanio tidak terbatas dan suhu udara dan air di pesisir pantai adalah 25°c dan 29°c. Sedangkan pada kawasan pantai yang kering, tingkat keasaman mencapai 6,1, kelembaban tanah 59% dan suhu udara sekitar 27°c.

Vegetasi di pantai Tabanio sangat beragam, yang dominan tumbuh disana adalah Rhodomyrtus tomentosa (karamunting), Elephantopus scaber L (tapak liman), Hibiscus tiliaceus L (waru), Vigna, Spinifex littoreus (rumput angin), Scaevola frutescens (babakoan), Terminalia catapa (ketapang). Keragaman merupakan ciri tingkat komunitas untuk menyatakan struktur komunitas tumbuhan. Keanekaragaman juga dapat digunakan untuk mengukur stabilitas komunitas, yaitu kemampuan menjaga dirinya untuk tetap stabil meskipun ada gangguan terhadap komponennya.


Di daerah Pantai Tabanio keadaan pantai sangat kotor dan memprihatinkan. Lingkungan sekitar pantai juga tercemar dengan banyaknya kotoran ternak yang berserakan. Penebangan pohon di bibir pantai menyebabkan abrasi yang terjadi dengan cepat yaitu sekitar 3 depa dalam satu tahun terakhir. Hasil laut berupa ikan dijadikan sebagai mata pencaharian karena hampir semua masyarakat disana sebagai nelayan. Selain itu mereka juga bertani, berkebun dan berternak.


Damit

Damit adalah suatu daerah tangkapan air yang sangat penting yang terletak dikawasan selatan pulau Kalimantan. Damit ini terletak di salah satu sudut rangkaian pegunungan Meratus. Kawasan ini merupakan contoh dimana hutan telah rusak dan intervensi manusia yang dilakukan untuk mendapatkan air.

Damit oleh penduduk sekitar dimanfaatkan sabagai irigasi pada pertanian dan perikanan. Masyarakat disana hidup dari bertani, membudidayakan ikan-ikan, berkebun dan aktifitas lainnya. Disepanjang jalan menuju Damit banyak terdapat karet dan tanaman kalapa sawit. Tanaman pertanian yang banyak ditanam disana adalah padi, jagung, ubi jalan dan jenis palawija lainnya. Sehingga mereka dapat berperan dalam kegiatan ekonomi, hukum, pemerintahan dan kemasyarakatan lainnya.

Konservasi lahan basah ditujukan untuk melindungi dari pengembangan atau pengalihan (perubahan) yang akan merugikan fungsi normal mereka sebagai habitat keanekaragaman hayati, penyimpanan air banjir, mendaur ulang air bawah tanah, memelihara konservasi sepanjang jalur arus aliran dan danau penopang (pantai); untuk melindungi dan menambah nilai keindahan dari pemandangan, dan untuk mencegah tak perlu biaya publik yang hasilnya mungkin dari salah pemakaian atau melampaui batas dari lahan basah.

Air di daerah Damit dimanfaatkan untuk irigasi pertanian dan perikanan. Damit adalah gambaran dimana hutan telah rusak dan intervensi yang dilakukan untuk mendapatkan air. Fauna dan flora di kawasan ini menunjukkan potensi habitat bagi organisme yang tinggal disana. Dari hasil ditemukan fakta bahwa kawasan tangkapan air telah menjadi habitat yang sangat penting dalam menunjang kehidupan berbagai organisme. Oleh sebab itu upaya pengelolaan kawasan ini perlu direncanakan dengan seksama.